Selasa, 15 Januari 2013

SWOT DAN POAC


SWOT DAN POAC

I.  PENDAHULUAN

Manajemen merupakan suatu proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Yang mana sejumlah unsure pokok yang membentuk manajemen yaitu : unsure manusia, barang-barang, mesin, metode, uang, dan pasar.

Efisien itu hubungan antara input dengan output . jikanhasil yang dicapai lebih banyak dari modalnya. Sedangklan efektif itu pencapaian aktivitas-aktivitas secara sempurna sesuai tujuan yang akan dicapai (Robbins, 1984).
Dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien itulah, manajemen harus difungsikan sepenuhnyapada setiap organisasi baik industry, perbankan maupun pendidikan. Fungsi-fungsi manajemen tersebut ialah : planning, organizing, actuating, controlling. Yang biasa disebut POAC.

Setelah melakukan perencanaan, sebaiknya kita melihat SWOT, yaitu kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam suatu organisasi, sehingga kita dapat meningkatkan kekuatan tersebut dan mengatasi kelemahan yang ada dengan melihat peluang-peluang yang mungkin dicapai. Dan mengatasi ancaman-ancaman dari faktor luar organisasi.

II.  PEMBAHASAN
  A.  Pengertian SWOT dan POAC
     1.  Pengertian SWOT

SWOT adalah : Metode perencanaan strategi  yang digunakan untuk mengevaluasi unsure-unsur internal yaitu : kekuatan, kelemahan, dan unsure-unsur eksternal yaitu : peluang dan ancaman dalam suatu proyek atau perusahaan secara sistematis.
            Analisis SWOT terdiri dari 4 macam yaitu :

1)      Strengths (kekuatan)
Merupakan kondisi yang terdapat dalam tubuh perusahaan, bisnis, proyek yang ada. Memanfaatkan kekuatan atas peluang yang telah diidentifikasi Misalnya bila kekuatan perusahaan adalah pada keunggulan teknologinya, maka keunggulan ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaanya dan kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.

2)      Weakness (kelemahan)
Kondisi ini terdapat dalam tubuh suatu perusahaan, proyek, bisnis yang ada.

3)      Opportunities (peluang)
            Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Misalnya kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
4)      Threats (ancaman)

Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.

2.      Pengertian POAC
Manajemen dengan prinsip POAC ini banyak digunakan oleh organisasi orang dewasa. Yang mana POAC merupakan singkatan dari Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling.
·         Planning

Dalam perencanaan ada 4 faktor yang harus dipertimbangkan yaitu SMART.
1.   Specific artinya perencaan harus jelas maksud dan ruang lingkupnya.
2.   Measurable artinya program kerja atau rencana kerja harus bisa diukur tingkat keberhasilannya.
3.   Achievable artinya dapat dicapai, jadi bukan angan-angan.
4.   Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, tetapi tetap ada  
      tantangan.
5.   Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, atau tahunan, sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.

·         Organizing
Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam perusahaan biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi. Yang kemudian dipecah menjadi berbagai jabatan. Pada setiap jabatan biasanya memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dan uraian jabatan (Job Description). Semakin tinggi suatu jabatan semakin tinggi tugas, tanggung jawab dan wewenangnya. Dan  juga semakin besar penghasilannya. Dengan pembagian tugas tersebut maka pekerjaan menjadi ringan. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Disinilah salah satu prinsip dari manajemen. Yaitu membagi-bagi tugas sesuai dengan keahliannya masing-masing.

·         Actuating
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik akan lebih sempurna bila  diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas, dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus, sehingga perlu dilakukan penyesuaian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan perannya masing-masing.

·         Controlling
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja serta mendapatkan hasil sesuai yanhg harapkan maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi hingga audit. Baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan zaman. 
Menurut Sutisna (1985) pengawaan sebagai proses terdiri atas tiga langkah yaitu : mengukur perbuatan, membandingkan perbuatan dengan standar yang ditetapkan dan menetapkan pembedaannya jika ada, memperbaiki penyimpangan dengan tindakan pembetulan.


B.         Perencanaan : arti, langkah-langkah dan strategi

·         Arti
Perencanaan adalah proses mempersiapkan seperangkat keputusan tentang kegiatan-kegiatan untuk masa yang akan dating dengan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan melalui penggunaan sarana yang tersedia. (Yahezkel Dior dalam A.Faludi, 1978).

·         Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi :
        a.       Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai
        b.      Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan
        c.       Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan
        d.       Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan
        e.       Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.

     ·         Strategi
Gagasan mengenai perencanaan pada awalnya berkembang dari pemikiran ekonomi yang didasarkan pada masalah kebutuhan, yakni bagaimana pengaturan sumber-sumber yang terbatas dari suatu kebutuhan yang besar, luas dan terus berkembang. Dalam konteks ini termuat dimensi kalkulasi, prediksi dan pengaturan. (James Af Stoner dan R . Edward Freeman, 1994). Proses perencanaan dalam manajemen merupakan aktivitas yang berusaha memikirkan apa saja yang akan dikerjakannya, berapa ukuran dan jumlahnya, siapa saja yang akan melaksanakan dan mengendalikannya agar tujuan organisasi dapat tercapai.
Ada dua tipe dasar perencanaan dasar yaitu :

1.      Perencanan strategis, perencanaan yang dilakukan oleh para manajer puncak dan menengah untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih luas

2.      Perencanaan operasional, perencanaan yang memperlihatkan bagaimana perencanan strategis akan diimplementasikan dalam kegiatan sehari – hari.

C.         Pelaksanaan : Strategi dan Operasional

Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan.   Actuating adalah Pelaksanaan untuk bekerja.
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan lansung dengan orang-orang dalam organisasi.

D.        Evaluasi
Evaluasi yaitu perencanaan, pengorganisasian atau pelaksanaan, pemantauan (monitoring) dan pengendalian. Terkadang fungsi monitoring dan fungsi evaluasi, sulit untuk dipisahkan. Penyusunan sistem dalam organisasi dan pembagian tugas, fungsi serta pembagian peran pihak-pihak dalam organisasi, adakalanya tidak perlu dipisah-pisah secara nyata. Fungsi manajemen puncak misalnya, meliputi semua fungsi dari perencanaan sampai pengendalian. Oleh karena itu, evaluasi sering dilakukan oleh pimpinan organisasi dalam suatu rapat kerja, rapat pimpinan, atau temu muka, baik secara reguler maupun dalam menghadapi kejadian-kejadian khusus lainnya.
Sebagai bagian dari fungsi manajemen, fungsi evaluasi tidaklah berdiri sendiri. Fungsi-fungsi seperti fungsi pemantauan dan pelaporan sangat erat hubungannya dengan fungsi evaluasi. Di samping untuk melengkapi berbagai fungsi di dalam fungsi-fungsi manajemen, evaluasi sangat bermanfaat agar organisasi tidak mengulangi kesalahan yang sama setiap kali.
Organisasi yang gagal mengidentifikasi kesalahan yang sama yang dilakukan secara terus menerus, tidak akan tumbuh dan berkembang sebagai organisasi yang unggul. Jadi secara umum, jika tidak dihadapkan pada suatu pertanyaan mengapa perlu dilakukan evaluasi? Terdapat beberapa jawaban seperti berikut:

             1.  Karena evaluasi merupakan fungsi manajemen
             2.  Karena evaluasi merupakan mekanisme umpan balik bagi perbaikan
             3.  Karena evaluasi akan dapat menghindarkan organisasi dari mengulangi kesalahan yang sama
             4.  Karena evaluasi akan dapat menemukan dan mengenali berbagai masalah yang ada di dalam organisasi dan mencoba 
                  mencari solusinya.
             5.  Evaluasi adalah proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis yang diperlukan dalam rangka pengambilan 
                  keputusan, GAO (1992:4). Evaluasi akan menghasilkan umpan balik dalam kerangka efektivitas pelaksanaan kegiatan
                 organisasi.
            6.  Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis, pemberian nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta 
                 pemberian solusi atas permasalahan yang ditemukan. Dalam berbagai hal, evaluasi dilakukan melalui monitoring terhadap 
                 sistem yang ada. Namun demikian, evaluasi kadang-kadang tidak dapat dilakukan dengan hanya menggunakan informasi yang 
                 dihasilkan oleh sistem informasi pada organisasi saja.

E.         Kelebihan dan kekurangan SWOT dan POAC

a.       Kelebihan Swot dan Poac
Dengan adanya Swot dan Poac maka suatu organisasi bisa menjalankan organisasinya dengan langkah-langkah yang baik dan benar. Sehingga suatu organisasi itu bisa berkembang sesuai dengan tujuan yang  telah direncanakan.
b.      Kekurangan Swot dan Poac
Kekurangannya mungkin hanya dibutuhkan kesepakan yang deal antara pemikiran ketua dengan anggota-anggotanya sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang sejalan.

III.             PENUTUP

Kesimpulan :
SWOT merupakan singkatan bahasa Inggris dari Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman) adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau organisasi.
Sedangkan POAC yaitu Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (pelaksanaan), dan Controlling (spengawasan).

DAFTAR PUSTAKA

Syarifuddin, Drs. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Ciputat Press, Medan, 2005.
 http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology-pengertian-pelaksanaan-actuating
http://syaddad.wordpress.com

KOMUNIKASI

KOMUNIKASI
MAKALAH KELOMPOK 7
MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

PENDAHULUAN
Kajian terhadap komunikasi organisasi merupakan hal yang paling relevan untuk menampilkan peranan masing-masing individu dan kelompok. Begitu juga terhadap organisasi formal sebagai usaha untuk menggambarkan karakteristik organisasi dan melahirkan kualitas yang bersifat unik sebagai wahana pengelompokan manusia masing-masing.
            Dalam sistem komunikasi masyarakat kearah yang paling maju terjadi interaksi yang kompleks antara wadah sebagai tempat yang modern dengan jaringan komunikasi organisasi suatu masyarakat suatu sistem terdiri dari organisasi politik dan kelompok persahabatan. Komunikasi organisasi itu lebih efektif pada bidang-bidang yang lain sehingga mampu berbuat terhadap yang berhubungan dengan perubahan.

KOMUNIKASI
1.      Pengertian Komunikasi Organisasi 
Dalam berbagai organisasi seperti perusahan, perbangkan, rumah sakit, sekolah dan perguruan tinggi diperlukan komunikasi diantara para anggotanya, sifat dasar komunikasi sebenarnya bertumpu pada proses pertukaran pesan diantara anggota organisasi tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan terjadinya saling pengertian sebagai akibat pesan yang dikirimkan kepada penerima diharapkan akan terjadi perubahan tingkah laku.
Robents (1994:359) berpendapat bahwa komunikasi ialah pemindahan dan pengertian terhadap makna. Sedangkan komunikasi yang baik itu adalah apa bila makna yang dikirimkan oleh pengirim pesan dimengerti secara tepat oleh penerima pesan berjalan dengan baik.
Bila dikaitkan dengan kehidupan suatu organisasi maka komunikasi yang berlangsung didalamnya disebut komunokasi organisasi. Lewis (1987:8), menegaskan bahwa komunikasi organisasi adalah pembagian pesan, ide-ide atau sikap dalam suatu struktur organisasi (seperti bisnis, industri, pemerinthan dan pedidikan), diantara manajer dan kelompok pegawai yang menggunakan teknologi komunikasi modern atau media memindahkan informasi.
Komunikasi organisasi dapat berlangsung secara verbal maupun nonverbalatau menggunakan media, informasi modern, surat, memo, pembicaraan lisan, penggunaan bahasa isyarat, teguran, telepon dan lain-lain. Komunikasi organisasi belangsung atas pemimpin dan bawahan, bawahan dengan atasan, atau bawahan dangan bawahan dalam konteks pelaksanaan tugas dan hubungan sosial. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi merupakan proses pertukaran pesan diantara unit-unit organisasi dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas untuk mencapai tujuan oraganiosai secara efektif dan efisien.

2.      Komunikasi sebagai Sistem
Komunikasi meruapakan susatu proses pertukaran pesan yang menghasilkan suatu tingkat pembagian makna pengirim dan penerima pesan dalam sebuah organisasi disebut sebagai model.
Model komunikasi dapat berfungsi sebagai berikut:
1)      Komunikasi organisasi terjadi sebagai suatu sistem terbuka
2)      Komunikasi organisasi melibatkan aliran pesan, bentuk dan saluran
3)      Komunikasi organisasi mempertimbangkan tujuan manajemen
4)      Komunikasi oraganisasi melibatkan sikap orang-oraang, perasaan, hubungan dan keterampilan-keterampilan.
Untuk itu pemahaman terhadap komunikasi menjadikan proses komunikasi akan berlangsung efektif. Untuk lebih jelasnya elemen-elemen pokok komunikasi disebutkan bagian terdahulu yang terdiri atas:
a.       Pengirim pesan
Pengirim pesan (sender) adalah sebagai pemancar atau tempat dimulainnya komunikasi. Pengirim pesan tersebut bisa seorang individu, kelompok atau masyarakat yang memiliki pesan dan bertujuan untuk menyampaikannya kepada penerima pesan.
b.      Pesan
Pesan (message) pada dasarnya mengandung infomasi yang bernilai positif dan bernilai negatif tergantung kepada kepentingan pengerim dan penerima dengan tujuan menyampaikan pesan yang dikirimkan melalui saluran yang tertentu.
c.       Saluran
Saluran adalah alat atau jalan yang digunakan agar pesan dapat disampaikan oleh pengirim pesan kepada penerima. Saluran tersebut bisa pula berupa alat tulisan, buku, radio, televisi, film, telpon dan lain-lain.
d.      Pemerima pesan
Penerima pesan adalah seorang yang menerima pesan dan menafsirkannya untuk tujuan tertentu. 
e.       Balikan (umpan balik)
Kemampuan seorang penerima pesan membirakan respon terhadap pengirim pesan menunjukkan tingkat pemahaman penerima pesan. Hal itu menentukan balikan yang diberikan kepada pengirim pesan tersebut.

3.      Fungi Komunikasi Organisasi
Proses komunikasi merupakan bagian integral dari perilaku organisasi untuk menjalakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab pimpinan, staf pimpinan, dan  personil pegawai.
Koehler (1981) mengemukakan empat fungsi komunikasi oraganisasi yaitu:
a.         Fungsi Informatif
Para pegawai dalam organisasi memerlukan sejumlah informasi melalui saluran informasi untuk menyampaikan keputusan, organisasi dapat dikatakan sebagai sistem proses informasi. Seorang administrator sekolah harus membuat keputusan mengenai mata pelajaran yang mesti disusun dalam semester tertentu berdasarkan informasi dari seluruh lingkungan pendidikan disekolah, seperti jadwal pendaftaran, biaya pelajaran, dan kualitas pengajar.
b.        Fungsi Regulatif
Seorang manajer dituntut untuk mampu mengawasi dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan dari organisasi. Alat-alat, kebijakan, catatan dan perintah-perintah dilahirkan dalam seluruh hirarki organisasi. Fungsi regulatif adalah sebagai proses yang dilakukan manajer pada dua arah yaitu pertama, manajer mengawasi pemindah informasi. Manajer mengirimkan pesan atau perintah kepada bawahan. Sedangakan yang kedua pesan-pesan peraturan merupakan orientasi kerja yang dipusatkan pada tugas yang penting diselesaikan pada job tertentu.
c.              Fungsi Persuasi
Manajer harus selalu mengatur dengan cara persuasi yang kadang harus digunakan pada semua level organisasi. Kadang-kadang bidang tertentu lebih baik diberikan bujukan dari pada melalui perintah sebab dengan bujukan seorang pegawai lebih dapat menerima perintah dan melaksakannya dengan sukarela.
d.             Fungsi Integratif
Fungsi integratif adalah melaksanakan komunikasi untuk memperoleh kesesuaian dan kesatuan tindakan dalam pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Ditegaskan oleh Hersey dan Blanchard (1988:307) bahwa seorang manajer waktunya lebih banyak dimanfaatkan untuk berkomunikasi dalam menyampaikan perintah, kebijakan, memotivasi, mengkoordinasikan dan memberikan memo dari pada melakukan tindakan atau pekerjaan.
            Sistem dalam komunikasi melibatkan empat komponen tersebut. Menurut Lewis (1987) ada tiga sistem komunikasi yaitu: 
a.      Komunikasi dari atasan kepada bawahan (downward comunication)
Komunikasi dari atasan kepada bawahan merupakan bagian integral dari sebuah organisasi, sebab diterima dan dibuat oleh manajemen. Komunikasi ini menekankan pengaliran informasi dari pimpinan kepada bawahan. 
b.        Komunikasi dari bawahan kepada atasan (upward communication)
Komunikasi dari bawahan menunjukkan suatu masukan dari bawahan kepada atasan untuk memberikan umpan balik terhadap pelaksanaan manajemen dan melepaskan perasaan emosi dan pemikiran pribadi. 
c.       Komunikasi mendatar (horizontal communication)
Komunikasi horizontal dikenal sebagai mendatar atau komunokasi garis datar dan mungkin yang paling kuat dalam pengaliran informasi. Komunikasi horizontadalam organisasi dapat berlangsung sesama staf dan pegawai tanpa diatur oleh ketentuan formal organisasi atau berlangsung sesama pegawai.

4.      Unsur-unsur komunikasi
a.         Sumber
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan. Sumber dapat berupa orang, lembaga dan media masa lainnya.
b.        Penyampaian pesan (communicator)
Penyampaian pesan ialah orang yang menyampaikan pesan. Pengirim pesan dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisai.
c.         Pesan (Message)
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan penyampaian pesan. Penuturan pesan dalam bentuk media yang digunakan harus sederhana dan Manusiawi.
d.        Saluran (komunikasi)
Saluran komunikasi adalah penyampaian pesan yang dapat diterima melalui panca indra atau menggunakan media, yang menyangkut: kapan dilakukan, bagaimana cara melaksanakannya dan dimana tempatnya serta kepada siapa pesan akan disampaikan.

5.      Kesulitan Komunikasi
Komunikasi baru dikatakan mencapai sasaran apabila komunikasi dapat menangkap pengertian sama dengan pengertian komunikator, jika tidak demikian komunikasi tersebut dianggap gagal. Standarisasi keberhasilan komunikasi ialah ketetapan waktu, jadi apabila komunikator terlambat menyampaikan pesan-pesan meskipun benar yang disampaikan maka komunikasi dianggap gagal.
Ada beberapa kesulitan yang dihadapi komunikator dalam melancarkan komunikasinya Sutaryo dalam bukunya Sosiologi Komunikasi ialah: menyangkut aspek amanat, komunikasi media dan unsur sosiologi budaya. Sebab dalam komunikasi kejelasan pesan yang dimaksud amanat masyarakat sebagai komunikan tidak semuanya bisa memahani pesan yang disampaikan oleh komunikasi sehingga timbul keraguan, tugas komunikator berusaha agar amanat itu jelas bagi diri sendiri dan orang lain.

6.      Lingkungan Komunikasi
Lingkungan merupakan mempunyai pengaruh terhadap makna kandungan pesan apa yang disampaikan. Menurut Devido bahwa ruangan taman ketika komunikasi berlangsung disebut konteks lingkungan fisik.
Telah diuraikan pesan komunikasi dan faktor yang ikut berpengaruh terhadap pelaksanaan atau terjadinya komunikasi dalam lingkungan organisasi secara umum ada dua yaitu;
a.       Proses secara primer (primer process) yaitu komunikasi dilakukan secara tatap muka langsung antara seseorang dengan yang lain guna menyampaikan pikiran maupun perasaannya.
b.      Proses secara skunder yaitu proses penyampaian pesan oleh seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media.


7.      Teori Kebergantungan

       Wilbur Schramm menyebutkan bahwa manusia apabila dihadapkan dengan suatu pesan untuk mengambil keputusan menerima atau menolaknya, akan mengadakan terlebih dahulu suatu komunikasi dengan dirinya sebagai proses berfikir.  Mungkin kebergantungan secara langsung dan tidak langsung, bahwa kepemimpinan yang efektif selalu memperhatikan situasi dalam menerapkan gaya kepemimpinan berdasarkan konsep kebergantungan. Menurut teori ini keefektifan pemimpin tergantung kepada hubungan terhadap gaya kepemimpinan.

8.      Komunikasi dan kepemimpinan
Di dalam kepemimpinan, komunikasi amat penting untuk:
a.         Menyampaikan impormasi
b.        Menyampaikan kebijakan
c.         Menyampaikan perintah
d.        Menyampaikan keputusan
e.         Melakukan konsultasi
f.         Melakukan tindakan disiplin
g.        Melaksanakan perundingan
h.        Melakukan negosiasi
9.      Prinsip-prinsip dalam komunikasi
a.         Menyampaikan imformasi
b.        Tujuan harus jelas
c.         Kemukakan fakta atau kebenaran
d.        Bersikaplah mengajak bukan menyuruh
e.         Jangan emosi
f.         Percaya diri

10.  Tujuan komonikasi

a.         Memahami pesan
b.         Menerima pesan
c.         Berbuat sesuai dengan isi pesan
d.        Saling memahami antara pengirim dengan penerima

KESIMPULAN
            Komunikasi organisasi sangat tergantung bagai mana pesan itu di kirim, di terima dan di interpretasikan. Komikasi yang berlangsung baru di katakan baik manakala pesan dari si pengirim terjawab sesuai dengan makna pesan itu sendiri. Sedangkan komunikasi yangefektif terjadi jika antara si pengirim dan si penerima pesan memiliki pengertian yang sama dan traplikasikan dari umpan balik yang berlangsung. Komunikasi yang baik dapat di capai melalui komunikasi yang jelas atau yang baik secara lisan maupun tulisan. Sedangkan komunikasi yang efektif membutuhkan bukan hanya melalui penyampaian pesan secara lisan maupun tulisan baik komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal.
            Untuk itu dalam rangka meningkatkan efektivitas komunikasi dalam organisasi perlu di tingkatkan kesadaranakan kebutuhan komunikasi yang efektif untuk memperlancar pelaksanaan tugas dan pencapaian tujuan. Jadi dalam menyampaikan gagasan, kebijakan,program,visi, pembagian kerja oleh para manajer sangat di tentukan oleh keterampilan komunikasinya dalam organisasi.          Di  sisi lain penggunaan umpan balik harus benar-benar sesuai dengan isi pesan yang di sampaikan oleh pengirim pesan, atau bawahan kepada pimpinan dan sesama bawahan.

DAFTAR PUSTAKA

Sutaryo, Sosiologi Komunikasi, Yogyakarta 2005 Arti Bumi Intaran

Syafaruddin, Menejemen Lembaga Pendidikan IslamCiputat Press 2005

Lewis, P.V.(1987). Organizational Communication.New York: John Willey & Sons,Inc


Minggu, 16 Desember 2012

O R G A N I S A S I

BAB I

Pendahuluan.
Makalah organisasi masalah perilaku tentang manajemen budaya komunikasi struktur pengembangan teori prilaku kepemimpinan tentang. Contoh hukum pendidikan indonesia manajemen masalah sosial ekonomi islam sistem perilaku budaya laporan? Penelitian komputer lingkungan manajemen perusahaan komunikasi agama ilmu informasi kesehatan politik sosial.

Pengertian teori budaya manusia negara sistem informasi teknologi indonesia artikel penelitian contoh akuntansi bisnis. Organisasi internasional komunikasi pemasaran pembangunan perkembangan sejarah penelitian administrasi kepemimpinan makalah keuangan.

Masyarakat perusahaan psikologi sosiologi teori jurnal sosial etika jaringan kebudayaan kewirausahaan pengembangan. Sistem artikel definisi jurnal kepemimpinan ilmiah industri islam sosial perubahan tentang konflik lingkungan analisis. Perencanaan perilaku makalah organisasi sdm teknologi informasi masalah politik kerja pendidikan pengertian. Fungsi judul kasus kesehatan masyarakat peranan dasar kepemimpinan dalam konflik psikologi sejarah jurnal.

Politik konsep antropologi artikel motivasi masalah masalah sosial motivasi bisnis negara politik administrasi etika jurnal kehidupan. Adalah sistem informasi strategi tugas perubahan sosial skripsi ekonomi perkembangan analisis arti perencanaan proses buku. Proposal pemasaran proposal ilmu nilai aspek adalah sosiologi tentang kewirausahaan jurnal masalah sosial artikel laporan penelitian.

Latar Belakang Masalah.
Setiap organisasi, baik yang berorientasi pada keuntungan maupun organisasi yang tidak berorientasi pada keuntungan dapat dipastikan mempunyai suatu unit khusus yang bertugas dalam bidang administrasi. Dengan kata lain setiap organisasi pasti memerlukan suatu unit yang mengelola segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan administrasi yang pada akhirnya akan berhubungan dengan kegiatan kearsipan. Jadi kegiatan administrasi pada dasarnya adalah menghasilkan, menerima, mengolah dan menyimpan berbagai surat, laporan, ormulir dan sebagainya ( Agus Sugiarto, 2005:2)

Kegiatan organisasi memerlukan data dan informasi, yang salah satu sumber data tersebut adalah arsip. Dalam Undang-undang no.43 tahun 2009 tentang kearsipan pasal 1 disebutkan bahwa pengertian arsip adalah sebagai berikut : rekaman atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Rumusan Masalah.
1. Pengertian Organisasi
2. Struktur organisasi
3. Budaya organisasi,birokrasi,sistem,administrasi
4. Sentralisasi dan disentralisasi
5. Macam-macam organisasi
6. Learning organization
7. Visi,misi dalam organisasi

BAB II : PEMBAHASAN

Pengertian Organisasi.
Organisasi dalam bahasa yunani berasal dari kata organon yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disimpulkan oleh banyak para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan  prinsip, dan sebagai bahan perbandingan, berikut disampaikan beberapa pengertian organisasi menurut para ahli.
Prof. Dr. Prajudi Atmosudirdjo (1976) menuturkan, “struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompoK orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersama sama mencapai tujuan tertentu.

Robins,S.P., (1986) “organisasi adalah suatu sistem yang terdiri atas pola aktivitas kerja sama yang dilakukan secara teratur dan berulang–ulang oleh sekelompok orang untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sekumpulan orang dapat dikatakan sebagai organisasi jika memenuhi berberapa unsur pokok, yaitu:

  • Organisasi merupakan sistem;
  • Adanya pola aktivitas;
  • Adanya sekelompok orang;
  • Adanya tujuan yang telah ditetapkan;
  • Kerja sama;
  • Sistem koordinasi;
  • Pembagian tugas dan tanggung jawab;
  1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko
  1. Perhatian terhadap detail
  1. Berorientasi pada hasil
  1. Berorientasi kepada manusia
  1. Berorientasi pada tim
  1. Agresivitas
  1. Stabilitas
  • Pengaruh umum dari luar yang luas mencakup faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan atau hanya sedikit dapat dikendalikan oleh organisasi.
  • Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat, keyakinan-keyakinan dn nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas misalnya kesopansantunan dan kebersihan.
  • Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
  • Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
  • Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang.
  • Budaya merupakan perekat faktor yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
  • Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.
  • Input
  • Proses
  • Output
  • Feedback
  • Adanya usaha atau aktivitas kelompok manusia yang terdiri dari 2 orang atau lebih.
  • Adanya organisasi atau wadah kerjasama.
  • Adanya perencanaan, bimbingan, kepemimpinan, koordinasi dan pengawasan.
  • Adanya tujuan.           
  • Peralatan dan perlengkapan.
  • Totaliterisme penyelenggaraan pendidikan. 
  • Keseragaman manajemen, sejak dalam aspek perencanaan, pengelolaan, evaluasi, hingga model pengembangan sekolah dan pembelajaran.
  • Keseragaman pola pembudayaan masyarakat
  • Melemahnya kebudayaan daerah
  • Kualitas manusia yang robotik, tanpa inisiatif dan kreatifitas.
  • Mendorong terjadinya partisipasi dari bawah secara lebih luas.
  • Mengakomodasi terwujudnya prinsip demokrasi.
  • Mengurangi biaya akibat alur birokrasi yang panjang sehingga dapat meningkatkan efisiensi.
  • Memberi peluang untuk memanfaatkan potensi daerah secara optimal.
  • Mengakomodasi kepentingan politik.
  • Mendorong peningkatan kualitas produk yang lebih kompetitif.
  • Perubahan berkaitan dengan urusan yang tidak diatur oleh pemerintah pusat, secara otomatis menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, termasuk dalam pengelolaan pendidikan.
  • Perubahan berkenaan dengan desentralisasi pengelolaan pendidikan. Dalam hal ini pelempahan wewenang dalam pengelolaan pendidikan dari pemerintah pusat ke daerah otonom, yang menempatkan kabupaten/kota sebagai sentra desentralisasi.
  • pertauran perundang-undangan yang mengatur desenralisasi pendidikan dari tingkat daerah, provinsi sampai tingkat kelembagaan
  • pembinaan kemampuan daerah
  • pebentukan perencanaan unit yang bertanggung jawab untuk menyusun perencanaan penddikan
  • perangkat sosial, berupa kesiapan masyarakat setempat untuk menerima dan membantu menciptakan iklim yang kondusif bagi pelaksanaan desentralisasi tersebut.
  • Masa transisi dari sistem sentralisasi ke desentralisasi memungkinkan terjadinya perubahan secara gradual dan tidak memadai serta jadwal pelaksanaan yang tergesa-gesa.
  • Kurang jelasnya pembatasan rinci kewenangan antara pemerintah pusat, propinsi dan daerah.
  • Kemampuan keuangan daerah yang terbatas.
  • Sumber daya manusia yang belum memadai.
  • Kapasitas manajemen daerah yang belum memadai.
  • Restrukturisasi kelembagaan daerah yang belum matang.
  • Pemerintah pusat secara psikologis kurang siap untuk kehilangan otoritasnya.
  • Mampu memenuhi tujuan politis, yaitu melaksanakan demokratisasi dalam pengelolaan pendidikan.
  • Mampu membangun partisipasi masyarakat sehingga melahirkan pendidikan yang relevan, karena pendidikan benar-benar dari oleh dan untuk masyarakat.
  • Mampu menyelenggarakan pendidikan dengan memfasilitasi proses belajar mengajar yang kondusif, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas belajar siswa.
Macam-macam Organisasi Niaga :
Jalur pembentukan organisasi Kemasyarakatan :

  • Menurut Lundberg (Dale, 2003) menyatakan bahwa pembelajaran adalah “suatu kegiatan bertujuan yang diarahkan pada pemerolehan dan pengembangan keterampilan dan pengetahuan serta aplikasinya”. 
  • Menurut Sandra Kerka (1995) yang paling konseptual dari learning organization adalah asumsi bahwa ‘belajar itu penting’, berkelanjutan, dan lebih efektif ketika dibagikan dan bahwa setiap pengalaman adalah suatu kesempatan untuk belajar.
  1. Personal Mastery Kemampuan untuk secara terus menerus dan sabar memperbaiki wawasan agar objektif dalam melihat realitas dengan pemusatan energi pada hal-hal yang strategis. Organisasi pembelajaran memerlukan karyawan yang memiliki kompetensi yang tinggi, agar bisa beradaptasi dengan tuntutan perubahan, khususnya perubahan teknologi dan perubahan paradigma bisnis dari paradigma yang berbasis kekuatan fisik ke paradigma yang berbasis pengetahuan.
  1. Mental Model Suatu proses menilai diri sendiri untuk memahami, asumsi, keyakinan, dan prasangka atas rangsangan yang muncul. Mental model memungkinkan manusia bekerja dengan lebih cepat. Namun, dalam organisasi yang terus berubah, mental model ini kadang-kadang tidak berfungsi dengan baik dan menghambat adaptasi yang dibutuhkan. Dalam organisasi pembelajar, mental model ini didiskusikan, dicermati, dan direvisi pada level individual, kelompok, dan organisasi.
  1. Shared Vision Komitmen untuk menggali visi bersama tentang masa depan secara murni tanpa paksaan. Oleh karena organisasi terdiri atas berbagai orang yang berbeda latar belakang pendidikan, kesukuan, pengalaman serta budayanya, maka akan sangat sulit bagi organisasi untuk bekerja secara terpadu kalau tidak memiliki visi yang sama. Untuk menggerakkan organisasi pada tujuan yang sama dengan aktivitas yang terfokus pada pencapaian tujuan bersama diperlukan adanya visi yang dimiliki oleh semua orang dan semua unit yang ada dalam organisasi.
  1. Team Learning Kemampuan dan motivasi untuk belajar secara adaptif, generatif, dan berkesinambungan.
  1. System Thinking Organisasi pada dasarnya terdiri atas unit yang harus bekerja sama untuk menghasilkan kinerja yang optimal.
  1. Pembelajaran Individual (individual learning),
  1. Jalur Transformasi Pengetahuan,
  1. Pembelajaran Organisasional (organizational learning).
  • Berorientasi ke depan
  • Tidak dibuat berdasarkan kondisi saat ini
  • Mengekspresikan kreatifitas
  • Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat
  • Membangun Politik Solidaritas. Berarti menata kembali demokrasi melalui partisipasi rakyat dari tingkat lokal hingga terbentuknya solidaritas nasional (melalui jalur partai politik dan non-partai politik), memantapkan reformasi birokrasi sebagai pelayan rakyat dan bukan alat kekuasaan, negara-bangsa dan negara konstitusional yang kuat.
  • Menggerakkan Ekonomi Emansipatif dan Partisipatif . Berarti menggerakkan potensi manusia yang produktif (perluasan kesempatan lapangan kerja, kemampuan kewirausahaan dan akses permodalan, khususnya di pertanian, pedesaan, dan maritim), penguasaan dan pengelolaan sumberdaya alam secara bergotong-royong, bernilai tambah, dan berwatak nasional, keberpihakan kepada UMKM, serta restorasi industri dasar dan industri olahan.
  • Menumbuh-kembangkan Budaya Gotong Royong . Berarti merestorasi pendidikan karakter bangsa yang menjunjung tinggi pluralisme, kebebasan berekspresi, solidaritas sosial (tolong-menolong), penghargaan terhadap budaya lokal; membangun ilmu pengetahuan berbasis warisan budaya bangsa; memajukan teknologi tepat guna. 
  1. Organisasi merupakan sistem.
  1. Adanya pola aktivitas.
  1. Adanya sekelompok orang.
  1. Adanya tujuan yang telah ditetapkan.
  1. Kerja sama.
  1. Sistem koordinasi.
  1. Pembagian tugas dan tanggung jawab.
  1. Sumber daya organisasi.



Sumber daya organisasi.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.  Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.

Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya belum dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. (James L. Gibson, 1986). Pada dasarnya orang tidak bisa hidup sendiri. Sebagian besar tujuannya dapat terpenuhi apabila ada interaksi publik dengan orang lain. Sebagai makhluk publik, manusia tidak bisa hidup sendiri karena manusia memiliki kebutuhan terhadap manusia lainnya. Karena itulah biasanya manusia berkumpul dan membentuk kelompok, yang disebut dengan organisasi, seperti : Karang Taruna, perusahaan, kerajaan, publik dan lain sebagainya.

Bahkan sekelopok kejahatan pun pada dasarnya juga adalah sebuah organisasi, dimana mereka bergabung dan berkumpul karena memiliki tujuan dan kepentingan yang sama. Organisasi yang paling kecil yang kerap kita jumpai adalah keluarga. Keluarga pada hakikatnya adalah sebuah organisasi. Keluarga adalah satuan organisasi terkecil yang pertama  kali dikenal oleh setiap manusia.

Struktur Organisasi.
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain dari pada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.

Struktur Organisasi sangat penting untuk dapat dipahami oleh semua komponen dalam rangka menciptakan sistem kerja yang efektif dan efesien. Struktur organisasi merupakan deskripsi bagaimana organisasi membagi pekerjaan dan melaksanakan tugas atau pekerjaannya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Struktur organisasi juga mengatur siapa yang melaksanakan tugas dan pekerjaan itu. Selain membagi dan mengatur tugas dan pekerjaan yang diemban oleh organisasi, struktur organisasi juga menggambarkan hubungan organisasi secara internal maupun eksternal.

Budaya Organisasi, Birokrasi, Sistem dan  Administrasi.

Budaya Organisasi.
Adapun pengertian budaya organisasi, yaitu sebagai berikut:
Peter F.Drucker mengatakan bahwa budaya organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-masalah eksternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok,kemudian mewariskannya kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami,memikirkan dan merasakan terhadap masalah-masalah yang terkait.

Robins mengatakan bahwa budaya organisasi adalah filosofi dasar yang memberikan arahan bagi kebijakan organisasi dalam pengelolaan karyawan dan nasabah.

Robins memberikan tujuh karakteristik budaya organisasi, yaitu sebagai berikut.


Sumber-sumber Budaya Organisas1.
Menurut Tosi, Rizzo, Carrol seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:264), budaya organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 


Faktor-faktor yang spesifik dari organisasi. Organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam mengatasi baik masalah eksternal maupun internal organisasi akan mendapatkan penyelesaian-penyelesaian yang berhasil. Keberhasilan mengatasi berbagai masalah tersebut merupakan dasar bagi tumbuhnya budaya organisasi.

Fungsi Budaya Organisasi.
Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya organisasi sebagai berikut :


Birokrasi.
Birokrasi berasal dari kata bureaucracy (bahasa inggris bureau + cracy), diartikan sebagai suatu organisasi yang memiliki rantai komando dengan bentuk piramida, dimana lebih banyak orang berada ditingkat bawah dari pada tingkat atas, biasanya ditemui pada instansi yang sifatnya administratif maupun militer.
Pada rantai komando ini setiap posisi serta tanggung jawab kerjanya dideskripsikan dengan jelas. Organisasi ini pun memiliki aturan dan prosedur ketat sehingga cenderung kurang fleksibel.

Birokrasi adalah alat kekuasaan bagi yang menguasainya, dimana para pejabatnya secara bersama-sama berkepentingan dalam kontinuitasnya. Ditinjau dari sudut etimologi, maka perkataan birokrasi berasal dari kata bureau dan kratia (Yunani), bureau artinya meja atau kantor dan kratia artinya pemerintahan. Jadi birokrasi berarti pelayanan yang diberikan oleh pemerintah dari meja ke meja. Max Weber memandang Birokrasi sebagai suatu istilah kolektif  bagi suatu badan yang terdiri atas pejabat-pejabat atau sekelompok yang pasti dan jelas pekerjaannya serta pengaruhnya dapat dilihat pada semua macam organisasi.

Secara teoritis birokrasi adalah alat kekuasaan untuk menjalankan keputusan-keputusan politik, namun dalam prakteknya birokrasi telah menjadi kekuatan politik yang potensial yang dapat merobohkan kekuasaan. Birokrasi juga merupakan alat politik untuk mengatur dan mewujudkan agenda-agenda politik, sifat kekuasaan aparat birokrasi sebenarnya bukan tanpa kendali tetapi tetap dibatasi oleh perangkat kendali dari luar dan dari dalam. Birokrasi juga dapat dibedakan dengan dua tipe, yaitu tipe birokrasi klasik dan birokrasi perilaku.

Birokrasi juga dimaksudkan untuk mengorganisir secara teratur suatu pekerjaan yang dilakukan banyak orang, birokrasi adalah tipe dari suatu organisasi untuk mencapai tugas-tugas administrasi besar dengan cara mengkoordinasi secara sistematis atau teratur pekerjaan dari banyak orang. Birokrasi sebagai suatu sistem kerja dimaksudkan sebagai sistem kerja yang berdasarkan atas tata hubungan kerja sama antara jabatan-jabatan secara langsung mengenai persoalan yang formil menurut prosedur yang berlaku, tanpa pamrih dan prasangka.

Sistem.
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasimateri atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.

Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.

Setiap organisasi baik formal maupun informal, akan menganut suatu sistem yang mengatur bagaimana cara organisasi mencapai tujuannya. Untuk itulah setiap organisasi memiliki peraturan-peraturan yang merefleksikan kepentingan-kepentingan organisasi. Sistem pada organisasi itu dapat berupa anggaran dasar, anggaran rumah tangga, peraturan khusus, prosesdur dan peraturan lainnya. 
Pada organisasi yang paling kecil, yaitu keluarga, pada dasarnya juga memiliki peraturan-peraturan  sekalipun tidak sekompleks peraturan pada organisasi besar. Sistem yang dianut oleh organisasi inilah yang mengatur setiap gerak dan tindak tanduk organisasi.

Apabila sistem tersebut dipandang perlu untuk diperbaiki, maka sistem tersebut bisa diperbaiki agar kembali sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan organisasi. Organisasi yang diatur oleh sistem (ruled by system), memiliki sistem yang berkesinambungan sekalipun ada orang yang keluar/masuk ke dalam organisasi.
Sistem organisasi terbagi dalam komponen penyusun yang saling berikatan yaitu :


 Administrasi.
Administrasi pengertian sehari-hari sering disamakan dengan tata usaha, yailu berupa kegiatan mencatat, mengumpulkan dan menyimpan suatu kegiatan atau hasil kegiatan untuk membantu pimpinan dalam mengambil keputusan.

Penjelasan di atas adalah definisi administrasi dalam arti sempit yang masih banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Suatu contoh, sebuah koran/majalah/tabloid membubuhkan alamatnya dengan “Kantor redaksi Administrasi”. Yang dimaksud oleh lembaga pers di atas lak lain adalah tata usaha. Definisi administrasi terkadang dipersempit lagi dan disamakan dengan keuangan. Misalnya seorang pegawai kantor berucap “bereskan dulu urusan administrasimu” yang dimaksud dengan administrasi oleh si pegawai adalah keuangan. 
Definisi administrasi secara luas adalah : Suatu proses yang pada umumnya terdapat pada semua usaha kelompok. negara atau swasta, militer atau sipil, besar atau kecil dan sebagainya. Perencanaan,   pengorganisasian,   memberikan   komando, koordinasi dan mengadakan pengawasan. Kegiatan suatu kelompok yang mengadakan kerjasama untuk menyeiesaikan tujuan bersama.Bimbingan. kepemimpinan dan pengawasan daripada usaha-usaha kelompok individu terhadap tercapainya tujuan bersama.

Unsur-Unsur Administrasi.
Tampaknya terjadi kontradeksi dalam pengertian administrasi tersebut, tetapi dari uraian-uraian itu dapat ditarik kesimpulan makna yang terkandung dalam administrasi, yaitu :
Macam-Macam Administrasi.
Dari segi perkembangannya, administrasi dapat dibagi atas dua bagian besar, yaitu administasi negara dan niaga.Administrasi negara ialah keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh seluruh aparatur pemerintah dari suatu negara dalam usaha mencapai tujuan negara.

Administrasi niaga ialah keseluruhan kegiatan mulai dari produksi barang dan/atau jasa sampai tibanya barang atau jasa tersebut di tangan konsumen.

Sentralisasi Dan Disentralisi.

Sentralisasi
Dalam manajemen pendidikan dikenal dua mekanisme pengaturan, yaitu sistem sentralisasi dan desentralisasi. Dalam sistem sentralisasi, segala sesuatu yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan diatur secara ketat oleh pemerintah pusat. Sementara dalam sistem desentralisasi, wewenang pengaturan tersebut diserahkan kepada pemerintah daerah. Kedua sistem tersebut dalam prakteknya tidak berlaku secara ekstrem, tetapi dalam bentuk kontinum; dengan pembagian tugas dan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (lokal).

Hal ini juga berlaku dalam manajemen pendidikan di Indonesia, sebagaimana dijelaskan dalam Penjelasan UUSPN 1989 bahwa pendidikan nasional diatur secara terpusat (sentralisasi), namun penyelenggaraan satuan dan kegiatan pendidikan dilaksanakan secara tidak terpusat (desentralisasi). Hal tersebut cukup beralasan karena masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan sehingga untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dan mengurangi segi-segi negatif, pengelolaan pendidikan tersebut memadukan sistem sentralisasi dan desentralisasi.

Konsep sentralisasi pendidikan
Sentralisasi adalah seluruh wewenang terpusat pada pemerintah pusat. Daerah tinggal menunggu instruksi dari pusat untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah digariskan menurut Undang-Undang.
Menurut ekonomi manajemen sentralisasi adalah memusatkan semua wewenang kepada sejumlah kecil manager atau yang berada di suatu puncak pada sebuah struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan pemerintah sebelum otonomi daerah. Kelemahan sistem sentralisasi adalah dimana sebuah kebijakan dan keputusan pemerintah daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat sehingga waktu untuk memutuskan suatu hal menjadi lebih lama.
            
Indonesia sebagai negara berkembang dengan berbagai kesamaan ciri sosial budayanya, juga mengikuti sistem sentralistik yang telah lama dikembangkan pada negara berkembang. Konsekuensinya penyelenggaraan pendidikan di Indonesia serba seragam, serba keputusan dari atas, seperti kurikulum yang seragam tanpa melihat tingkat relevansinya bagi kehidupan anak dan lingkungannya.

Dengan adanya sentralisasi pendidikan telah melahirkan berbagai fenomena yang memperhatikan seperti :


Dengan demikian, sebagai dampak sistem pendidikan sentralistik, maka upaya mewujudkan pendidikan yang dapat melahirkan sosok manusia yang memiliki kebebasan berpikir, mampu memecahkan masalah secara mandiri, bekerja dan hidup dalam kelompok kreatif penuh inisiatif dan impati, memiliki keterampilan interpersonal yang memadai sebagai bekal masyarakat menjadi sangat sulit untuk di wujudkan.

Desentralisasi
Desentralisasi di Indonesia sudah ada cukup lama, dimulai sejak tahun 1973, yaitu sejak diterbitkannya UU no. 5 tahun 1973 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah otonomi dan pokok-pokok penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi tugas pusat dan daerah. Dan terdapat pula pada PP No. 45 tahun 1992 dan dikuatkan lagi melalui PP No. 8 tahun 1995. Menurut UU No.22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, desentralisasi dikonsepsikan sebagai penyerahan wewenang yang disertai tanggung jawab pemerintah oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom.

Beberapa alasan yang mendasari perlunya desentralisasi :


Desentralisasi Community Based Education mengisyaratkan terjadinya perubahan kewenangan dalam pemerintah antara lain :


Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada orang-orang pada level bawah ( daerah ). Pada sistem pendidikan yang terbaru tidak lagi menerapkan sistem pendidikan sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau OTDA yang memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengambil kebijakan yang tadinya diputuskan seluruhnya oleh pemerintah pusat. 

Mengapa perlu desentralisasi pendidikan?
Pendidikan dan secara khusus lagi sekolah yang selama ini dikelola secara sentralistik justru menimbulkan banyak masalah. Maka sekolah yang memiliki karakteristik seperti itu harus didesentralisasikan. Salah satu model desentralisasi pendidikan adalah Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management).

Banyak pakar dan pemerhati pendidikan menyumbangkan pikirannya untuk mengkaji model MBS yang cocok dengan kondisi negeri ini. Namun jarang sekali yang menyinggung masalah isi (content) yang tak lain merupakan hakikat desentralisasi itu sendiri. Hakikat desentralisasi pendidikan adalah “apa dan kepada siapa” (what and to whom) dan bukan aturan-aturannya (regulation).

Menurut Wohlstetter dan Mohrman (1993) terdapat empat sumber daya yang harus didesentralisasikan yaitu power/authority, knowledge, information dan reward. 

Pertama, kekuasaan/kewenangan (power/authority) harus didesentralisasikan ke sekolah-sekolah secara langsung yaitu melalui dewan sekolah.

Kedua, pengetahuan (knowledge) juga harus didesentralisasikan sehingga sumberdaya manusia di sekolah mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi kinerja sekolah.

Ketiga, hakikat lain yang harus didensentralisasikan adalah informasi (information).

Keempat, pengahargaan (reward) adalah hal penting lainnya yang harus didesentralisasikan.
Dengan mendesentralisasikan empat bidang tersebut diharapkan tujuan utama MBS akan tercapai. Tujuan utama MBS tak lain adalah meningkatkan kinerja sekolah dan terutama meningkatkan kinerja belajar siswa menjadi lebih baik.

Sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan desentralisasi berhasil, yaitu:


Dari beberapa pengalaman di negara lain, kegagalan desentralisasi di akibatkan oleh beberapa hal :


Selain dampak negatif tentu saja desentralisasi pendidikan juga telah membuktikan keberhasilannya antara lain:


Macam-Macam Organisasi
Menurut dari sumber yang saya dapat . Organisasi terbagi menjadi tiga. Organisasi Niaga, Organisasi Sosial dan Organisasi Regional & Internasional.

Berikut ini adalah penjelasan dari ketiga Organisasi tersebut:

Organisasi Niaga
Organisasi Niaga adalah organisasi yang tujuan utamanya mencari keuntungan
Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Komanditer (CV)
 Firma (FA)
 Koperasi
 Join Ventura
 Trus
 Kontel
Holding Company

Organisasi Sosial
Organisasi Sosial adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat
Jalur Keagamaan
Jalur Profesi
Jalur Kepemudaan
Jalur Kemahasiswaan
Jalur Kepartaian & Kekaryaan
  
Organisasi Regional
Organisasi Regional adalah organisasi yang luas wilayahnya meliputi beberapa negara /Organisasi Internasional,
Organisasi Internasional adalah organisasi yang anggota-anggotanya meliputi negara di dunia.
Macam-macam organisasi internasional
UN                                : United Nation = PBB (1945)
UNESCO                      : the United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization                                       
                                        (16 November 1945)
ICRC                             : International Committee of the Red Cross (1863) = Palang Merah,                                     
                                       gerakan bantuan kemanusiaan saat bencana alam atau peperangan.
ASEAN                         : Association of Southeast Asian Nations = Perhimpunan Bangsa-                                          bangsa Asia Tenggara (PERBARA) ( Dibentuk 8 Agustus 1967, memiliki 10 negara anggota, Timor Leste dan Papua Nugini hanya sebagai pemantau, dan masih mempertimbangkan akan menjadi                                        anggota)

Learning Organization.
organisasi pembelajaran adalah suatu konsep dimana organisasi dianggap mampu untuk terus menerus melakukan proses pembelajaran mandiri (self leraning) sehingga organisasi tersebut memiliki ‘kecepatan berpikir dan bertindak’ dalam merespon beragam perubahan yang muncul.

Pedler, Boydell dan Burgoyne mendefinisikan bahwa organisasi pembelajaran adalah “Sebuah organisasi yang memfasilitasi pembelajaran dari seluruh anggotanya dan secara terus menerus mentransformasikan diri”. 


Dimensi Learning Organization Peter Senge (1999) mengemukakan bahwa di dalam learning organization yang efektif diperlukan 5 dimensi yang akan memungkinkan organisasi untuk belajar, berkembang, dan berinovasi yakni:


Berdasarkan hasil penelitian Tjakraatmaja (2002) dihasilkan temuan bahwa untuk membangun learning organization dibutuhkan tiga pilar yang saling mendukung, yaitu :


Visi dan Misi

Pengertian Visi.
Visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan - tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Visi itu tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan visi:


Pengertian Misi
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi perusahaan adalah tujuan dan alasan mengapa perusahaan itu ada. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan.

Berikut adalah contoh visi dan misi organisasi selengkapnya, dimana contoh visi dan misi disini diambil dari visi dan misi organisasi masyrakat (Ormas) Nasional Demokrat.

Contoh Visi :     “Kemerdekaan Indonesia yang Utuh!
Contoh Misi


BAB: III
PENUTUP

Kesimpulan.
Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya belum dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. Atau sekelompok orang yang memiliki tujuan yang sama. Organisasi yang pertama kali kita kenal dalam kehidapan ini adalah kelurg

Secara garis besar Organisasi memiliki beberapa unsur, sebagai berikut:



Di Susun Oleh :
Kal Amami & Abdurrahman M Shaleh.